Optima est
victor! Slogan ini mungkin akan membekas dibenak saya hingga …, arti dari frase
ini adalah yang terbaik adalah pemenang. Frase ini berasal dari bahasa latin,
yang menjadi bahasa nenek moyang ilmu kedokteran.
IMO atau
Indonesian International Medical Olympiad adalah event olimpiade yang rutin dilaksanakan tiap tahun,
sejak tahun 2010. IMO mejadi wadah adu pengetahuan antar fakultas kedokteran
di-Indonesia, dan juga diikuti oleh beberapa Institut kedokteran dari luar
negeri.
Pada tahun ini,
UPH (Universitas Pelita harapan, Tangerang) diamanatkan memegang tender IMO
2016. IMO UPH 206 mempertandingkan enam cabang; Cardiorespirasi,
Neuropsikiatri, Tropical Infection, Uroreproduksi, Digestive dan Musculoskeletal.
Pindah scene,
bulan mei atau juni kemaren difakultasku (FKIK UNTAD), pendpro HMPD mengadakan
seleksi Medical Class Olympiad yang nantinya akan dikirim menjadi delegasi
SPORA dan IMO. Kabar itu hanya sekedar melintas di telingaku, tidak pernah terpikir
mau join. Ketika tengang waktu pendaftaran hampir tutup, seorang teman saya
yang saya anggap paling pinter dan juga teman akrab saya, mengajak saya via
line.., yah..tanpa berpikir saya lagsung oke saja, kemudian sy browsing
mengenai apa itu IMO, karena memang sy belum tahu sama sekali, ternyata itu
lomba yang …..bla… bla…., nah pada waktu itu, saya berada diawal blok 10 yang
berjudul “Musculoskeletal and Locomotion”. Kemudian teman saya ini menanyakan
kalau begitu, kita ikut yang mana?, nah saya bilang saja musculoskeletal,
bilangnya sekalian belajar buat blok ini.
Singkat cerita,
seleksi dilaksanakan, meskipun bagi saya itu bukan seleksi, karena semua yang
diseleksi lulus menjadi delegasi.., malas bahas tentang itu… nah, karena itu
kamipun turut menjadi delegasi IMO dicabang musculoskeletal. Sampai mendekati Event,
saya hanya ekspektasi saja belajar, nah, berhubung dikampus saya tidak
bodoh-bodoh amat mengenai anatomi, maka saya hanya mempertajam ilmu anatomi
musculoskeletal dan belajar ilmu klinis dasar, pembimbingan oleh dr. Ardi
Moenir, Sp. OT juga kami lakukan meskipun hanya sekali tapi menjadi motivasi
saya untuk mau belajar…, mengingat pengalaman senior tahun-tahun sebelumnya di
IMO, saya hanya berpikir “Tuhan, semoga kami tidak menjadi 5 juru kunci atau 5
team dengan nilai terendah”, karena memang niat saya hanya untuk jalan-jalan
pada walnya, juga membanggakan orang tua, bahwa anaknya pergi olimpiade
kedokteran di UPH… “wuihh macam hebat banget, padahal ketek.. haha”. Ketika H-30 Hari saya dan rekan saya sudah
merencanakan banyak, namun seperti biasa tidak terlaksana, mungkin karena sifat
pemalas dan pendang enteng saya.. hingga tiba saatnya kami hendak berangkat,
dan yang harusnya saya siapkan otak, saya hanya mempersiapkan baju-baju dalam
koper saya.
Suasana menunggu ujian, semua pada belajar.
Ini suasana saat registrasi, waktu baru datang
Ini suasana waktu mau tentamen
Suasana saat ujian MCQ
Tahun ini FKIK
UNTAD mengirim 8 orang delegasi yang berbeda angkatan dan terbagi dalam 4
cabang, dari musculoskeletal ada saya (2014 )dan rekan saya iniche tinta(2014),
dari cabang cardiorespi ada ricky (2014) dan kak cesy (2013), dicabang
digestive ada kak wahid (2013) dan kak hendra (2013), dan cabang tropical
infection ada kak Ery(2013) dan kak Opi (2013). Setibanya di UPH (12 Okober
2016) kami mengikuti pembukaan, dan breefing lomba. Di breefing saja sudah
banyak muka-muka pinter yang saya lihat, meskipun kadang timbul rasa angkuh
dalam diri saya, bahwa ini yang banyak bicara gk pinter-pinter amat kayak yang
diam-diam lainnya, ahaha.
IMO UPH 2016
diikuti oleh 68 universitas dan 628 delegasi yang terbagi kedalam 6 cabang lomba.
Tiap cabang akan menghadapi pre-eliminasi
stage yaitu soal Pilihan ganda 120 nomor dengan waktu pengerjaan 50 detik /
soal, OSPE (Tentamen) yang terdiri dari beberapa cabang ilmu, anada anaomi, pa,
radiologi, histology, dll, yang berjumlah 20 stasiun, tiap stasiun ada 2
pertanyaan, dan tiap stasiun diberiwaktu 40 detik. Berikutnya dari sekitaran
50an tim akan terpilih 8 tim yang akan masuk ketahap semifinal, namun bagi yang
belum lolos, masih ada tahap survival yang juga menguji kembali kemampuan dalam
bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 150 nomor dengan waktu pengerjaan yang
lebih singkat, yaitu; 24 detik/soal atau 60 menit untuk 150 soal, maka akan
terpilih 4 tim yang akan bergabung dengan 8 tim yang telah menunggu di
semifinal. Total 12 tim di semifinal akan menghadapi OSCE dan OSPI (khusus
tropical infection) dan MCQ kembali, dan menyisakan 5 Tim yang akan bertanding difinal
menghadapi SOCA(analisis kasus) dan Medical Quiz (Semacam LCT).
Hari pertama
lomba menghadapi babak pre-eliminasi, saya dan pasangan saya menghadapi OSPE
terlebih dahulu. Pada saat OSPE, kami gelagapan, terutama saya, melihat soal
pertama saya sangat gugup, dan berlanjut sampai ke soal-soal berikutnya. Kami
tidak menyusun strategi dengan baik, kami tidak tahu siapa yang harus menulis?
siapa yang baca soal? dan pokonya sangat kacau, berhubung kami teman yang juga
sering bertengkar jadi agak ricuh menghadapi OSPE. Mungkin hanya kami yang sangat
rebut saat ujian. (seperti foto diatas, ketika kami hendak memasuki lab anatomi sambil berlarian, btw, bak-bak disamping itu mungkin kolamnya cadaver, hehe). Sebelum ujian saya katakan kepasangan saya bahwa “hukum” saya
apabila ada soal anatomi didalam nanti yang saya tidak ketahui. Tuhan menghukum
kesombongan saya, yang hanya mampu menjawab 6 soal dari 10 soal anatomi yang
ada. “Siapa yang meninggikan diri, maka ia akan direndahkan”. Inilah yang
terjadi saat saya menjalani OSPE.
Setelah melalui OSPE, kami lanjut ke tahap MCQ,
120 nomor soal dengan waktu pengerjaan 50 detik / soal. Mungkin sedikit kaget
bagi saya, saya mengganggap rendah apa yang kami pelajari di UNTAD, saya merasa
kami mungkin Mahasiswa terbodoh yang berangkat, namun...
Berikut kelanjutannya, yang terbaik adalah pemenang!





