Dari Kemungkinan menjadi Kenyataan


Keesokan harinya, kami dikumpulkan lagi di auditorium FK UGM, untuk menyaksikan pengumuman 25 tim yang berhak masuk ke semifinal. Sangat gugup karena pengumuman disampaikan melalui video dan puji Tuhan saya dan kak Adi berkesempatan Tembus semifinal dan tim A kak Putsol dan kak Chesy kurang beruntung, karena nilainya tipis untuk tembus semifinal, hanya butuh beberapa pint saja, silahkan lihat dinalinya digambar di bawah ini.

Cerita sebelumnya, buka GIMSCO 2016.
Inilah nilai 60 tim dan yang berhasil kesemifinal adalah 25 tim teratas.
Kami GIMSCO 058 sedangkan kak Putsol dan kak Chesy adalah GIMSCO 057

Ini adaah suasana Breefing sebelum mengikuti LCT dibabak Semifinal.

Babak semifinal dibagi menjadi 5 grup yang masing masing grup berjumlah 5 Tim yang menghadapi soal dalam sistem LCT yang terdiri dari soal wajib, soal rebutan, dan soal lemparan. Semua perintah menjawab dan soal - soal dituliskan dalam bahasa Inggris. Pada babak ini kami diundi dan akhirnya kami setim dengan UNDIP, UNHAS, UNSOED, dan juga UNAIR. Waww keempat FK unggul di Indonesia, apalagi UNDIP yang selalu memenangkan GIMSCO di setiap tahunnya. Nyali semakin kecil karena dari tiap group hanya 1 tim yang berhak melaju ke-Grand Final, apalagi pas tahu bahwa UNDIP yang segrup dengan kami, namanya Surya adalah Juara III pada Gimsco 2015, kak adi yang memberitahukannya kepada saya.

Akhirnya lomba dimulai, menghadapi soal demi soal, intinya kami boleh dikatakan sedikit lebih unggul, meskipun kalau berdasarkan nilai kami urutan ke 3 dalam grup, namun kami kalah bukan karena tidak menjawab terutama kami kalah karena saya yang selalu menjawab meskipun tak tahu jawabannya, tetapi cukup senang karena ada beberapa sooal yang saya bisa jawab meskipun bloknya saya belum lewati, dan saya senang juga, dibabak rebutan, saya bisa jawab soal seperti fascia denonvillier yang juga bloknya saya belum lewati, wkwkwk, (sombong), saya jadi agresif begini karena diawal saya dan kak adi tampak kalem dan tidak berani menjawab soal, ternyata sudah itu jawabannya, juga pas babak rebutan ada soal yang saya sudah jawab kemudian saya minta pendapat kak adi, dan kalah diluan pencet bel dengan UNDIP dan jawabannya itu sama dengan yang saya ucapkan ke kak adi, dan juga karna sudah sering salah saya diminta oleh kak adi kalo yakin saja baru jawab, dan tak usah minta persetujuaanya, yayaya, karena jumlah poin akan bertambah jika benar dan berkurang dengan jumlah poin yang sama jika salah, meskipun setiap soal berbeda poinnya, tergantung pada tingkat kesulitan soal, berkisar 10-90 poin. 4 tim dalam grup selain undip cukup ketat bersaingnya, namun UNDIP sendiri yang memperoleh poin tinggi dan jauh dari kami.

Suasana sebelum masuk keruang LCT dibabak Semifinal


Suasana LCT dibabak Semifinal

After LCT session, kami berfoto bersama, dengan semua peserta dan juri,
 ada dr. Santoso, dosen senior kami di UNTAD, karena FK UNTAD adalah binaaan FK UGM

Setelah babak semifinal selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan acara pengakraban. Acara ini bertujuan untuk lebih menyatukan para peserta. Rangkaian acara ini tidak hanya mengutamakan persaingan saja, tetapi peserta juga diajak untuk mengamalkan nilai-nilai persahabatan dan kekeluargaan.

Setelah gagal ke final, kami menuju ke auditorium lagi, sedangkan yang lolos, langsung menghadapi tentamen lagi, dan kami diberi kesampatan menyaksikan babak final yaitu nomina anatomica, persentasi dan LCT lagi. Sangat seru diFinal, terutama susun puzzle dan main tebak-tebakan kayak di eat bulaga itu looh, hahha, banyak sekali motivasi yang saya bisa petik dan saya tahu kekurangan-kekurangan saya.

Malamnya diadakan Gala dinner dan kami menikmati makanan dari tiap daerah peserta GIMSCO, ada yang menarik, saya makan kue toraja deppa tori’ karena ada anak UNHAS yang membawanya. Sangat unik menurut saya, makan kue ini di Yogjakarta, berhubung saya orang Toraja.


Berfoto bersama bersama LO kami; Ori pada Gala Dinner

Pada hari keempat diadakan seminar internasional ber-SKP dengan tema urology. Topik yang diangkat dalam seminar internasional ini akan disampaikan oleh pemateri yang profesional dalam bidangnya dan dilanjutkan dengan diskusi peserta. Seluruh peserta GIMSCO 2016 wajib untuk mengikuti acara seminar ini. Setelah itu kami mendengarkan pengumuman Juara. Juara 1 adalah UNDIP yang segrup dengan kami disemifinal, juara 2,3, dan 4 adalah ULM (Lambung mangkurat) dan juara 5 adalah UNAIR. Waw takjub melihat anak ULM, mereka berjuang keras, saya salut akan mereka, saya juga salut terhadap anak UNDIP, terutama surya yang organisator tetapi bisa menjadi juara 1 di GIMSCO 2016 ini, apalagi saya lihat sekarang dia mencalonkan jadi ketua BEM FK UNDIP, mantap kali kau nak, semoga saya bisa seperti itu. Intinya, organisasi bukan halangan untuk menjadi seorang nerd atupun meraih kesuksesan dibidang olimpiade, gunakan waktu sebaik-baiknya, tetapi jangan lupakan pekerjaan yang lainnya.

“Diatas langit masih ada langit sob”, ya memang betul, tapi itu bukan alasan untuk kita menghentikan perjuangan kita,  beruntung saya masih punya kesempatan untuk bertarung di GIMSCO 2017, tetap saja saya harus menaruh target dan harapan agar saya memiliki semangat untuk belajar, jangan salahkan cita-cita anda ketika anda tak berhasi meraihnya, tapi salahkan diri anda bila bercita-cita tapi tak berusaha untuk mendapatkannya, yayaya.. gitu aja sob.

Selesai lomba kami dibagikan serifikat dan kami hendak pulang, tetapi kami membelokkan stir kami, kami tak kembali kepalu dulu, tapi kami sempatkan berkunjung kerumah keluarga kak Putsol disolo, kami naik kereta dari stasiun …. Kami naik yang executive karena malas antri panas-panasan untuk pesan tiket dan berlama-lama, akhirnya saya merasakan pertama kali naik kereta. Saya sangat menikmati perjalanan melihat pulau jawa yang waww, indahnya luar biasa, ketal adatnya kayak di film-film pemandangannya. Tiba disolo di stasiun yang saya nyanyikan lagunya waktu kecil, yaitu Stasiun Balapan, akhirnya pernah juga kesini. Di solo, kami menginap di rumah kak Putsol kami jalan ke mall, nonton cado-cado juga, jalan kaki ke Gramedia, makan di angkringan yang melantai, makan di Rumah makan Koream, kekeraton solo dan masih banyak lagi, karena kami  3 hari 2 malam berada di solo, sebelum kami kembali kepalu menghadapi pelajaran kami yang banyak kami tinggalkan. Masih banyak lagi deh, saya juga akrab dengan adik keponakan kak putsol lihat aja fotonya, gak mau lepas dari gendomganku kwkwkw, juga kalau bangun pagi bermain bersam dengan anak-anak kecil di kompleks, hahah, semua sangat berkesan dan indah, dan sekali lagi, biarlah gambar yang menceritakannya.


Foto diatas adalah foto saat di Keraton Solo

Nah, kalo ini foto saat makan di RM Korea

Thank God, thanks papa mama adik-adik yang selama 10 hari membiarkan saya hanya belajar dirumah tanpa memberikan banyak pekerjaan-pekerjaan rumah yang mengganggagu waktu saya, thanks kak Adi, kak Putsol dan kak Cesy yang mendampingi dan menuntun adikmu ini belajar hahah, thanks buat department Anatomi Untad yang mefasilitasi pendelegasian kami baik dukungan dana pendaftaran, dll, juga dekanat yang membayarkan uang tiket kami.

Satu quote milik Mahatma Gandhi saya jadikan pedoman untuk GIMSCO 2017; “Berlakulah seakan engkau akan mati besok, dan belajarlah seakan engkau akan hidup untuk selama-lamanya”, so! Tak ada yang mustahil guys, belajar dan berdoa, andalkan Tuhan dalam setiap usahamu.

Cerita sebelumnya, buka GIMSCO 2016.
Comments
0 Comments

0 Komentar:

Posting Komentar