Ketika tinggal seminggu lagu SBMPTN, ada satu hari yang
namanya bina akrab. Seharusnya bina akrab dilakukan diawal-awal pertemuan, eh..
ini nanti udah mau selesai karantinanya. Bina akrab itu dimulai dari jam
5 sore. Kebetulan saya yang ngebakar ikan, yang lain ada di dapur, ada yang
bakar ayam, ada yang nyiapin lilin, kue ulang tahun, dll. Dibina akrab ini
semua tentor dari seluruh cabang JILC, datang kekarantina. Setelah capek bakar
ikan sampai jam 9 malam, waktunya saya dan teman-teman yang udah ngurusin
makanan untuk makan. Kami makan bersama di dalam kolam dengan beralaskan
karpet, sambil nyalain speaker besar dan ditambah proyektor untuk surpraise entar
subuhnya.

Setelah tiba jam 12 malam, kami yang cowok menyalakan lilin,
yang ditaruh digelas aqua yang udah dipotong, kemudian diletakkan diatas
genangan air kolam renang yang dangkal dan berwarna hijau itu. Sementra yang
ulang tahun sudah tidur. Tapi saya yakin kalau dia sengaja tidur, karena dia
sudah tahu kalau dia yang akan diberikan surpraise malam ini. yang ultah ini
adalah ketua geng yang selalu mengadakan surpraise ketika ada teman yang ulang
tahun.

Jam
1 subuh tiba, kami udah menuntaskan semuanya, setelah
itu beberapa ceweknya ngebangunin si Elma ini (yang ulang tahun) setelah
dia
keluar dari gedung utama menuju kolam, kami nyanyikan lagu ulang tahun
dan dia menatap kediding gedung lantai II yang bertuliskan selamat ulang
tahun, sambil
dia meniup semua lilin yang ada dikolam, setelah itu ada salah satu
cowok
langsung menjatuhkan dia, kemudian ketika lari cowok itu ikut jatuh dan
basah
kuyup juga. Dari situ kejadian dimulai, saling lempar tepung, telur, dan
siram-siraman air kolam terjadi. Dalam hati saya, saya gak mau besah
malam ini.
saya harus menjaga kesehatan saya, karena tinggal 6 hari lagi SBMPTN
dilaksanakan. Akhirnya saya lari bersama seorang teman saya di loteng,
tempat
penampinggan air. Dan dari atas situ, pemandangan indah berhasil direkam
oleh
mata saya. Saya melihat banyaknya lilin yang dinyalakan, dan orang-orang
yang
lagi kejar-kejaran sambil siram-siraman. Sungguh tak terlupakan.

Setelah tiba jam 02:30, mereka mencari kekamar-kamar dan
masuk ketempat persembunyian kami. Kami berdua sembunyi di kamar cewek yang
berada dilantai 3. Sayangnya kami tak tahu kalau pintu itu tidak ada kuncinya,
akhirnya kami bersembunyi dibawah kasur, tapi kami kedapatan. Setelah sekitar
20 menit bergulat dibawah ranjang, teman seya berhasil dikeluarkan, dan saya
juga berhasil selamat, karena ketika mereka mengangkat dia kekolam, saya
langsung lari ke WC cewek dan menguncinya. Setelah 20 menit berada didalam WC,
saya memberanikan diri keluar, dan langsung lari kemar saya yang berada di
lantai I. Sayangnya, kamar saya terkunci, akhirnya saya lari lagi bersembunyi
di WC dekat kamar saya, sambil membuka sedikit celah di pintu untuk melihat
CCTV. Ternyata, di CCTV depan kamar cowok yang lain, mereka menyiram air
kedalam melalui ventilasi, karena ada seorang tentor dan 3 orang siswi didalam
kamar itu yang mengunci pintu. Keadan mulai stabil sekitar pikul 04:00, saat
itu semua sudah mandi dan masuk kamar masing-masing, sedangkan saya masih
dikuncikan pintu oleh teman sekamar saya yang ngumpet dari tadi malam, sambil
ketiduran. Akhirnya hari itu saya tidur dikamar cowok yang lain, dan bangun lagi
jam 7 pagi untuk belajar di kelas besar.
Setelah H-1 SBMPTN, saya tidak tidur dikarantina. Saya pergi
kerumah nenek saya untuk menginap, karena lokasinya dekat dengan tempat ujian
saya di SMAN 1 Makassar. Setelah tiba hari yang dinantikan, saya datang terlalu
cepat, bahkan sedangkan pitu ujian saja masih terkunci. Setelah itu saya masuk
ujian, dan seperti dugaan saya sebelumnya, saya tidak akan mendapat bantuan
apa-apa dan tertor-tentor saya dikarantina, karena diHP saya tidak ada Line,
apalagi BBM. Akhirnya saya berusaha menjawab semua soal dengan kemampunan saya
sendiri dan dengan doa serta harapan penuh kepada Tuhan. Setelah itu saya
pulang lagi ke Pampang, kemudian setelah jam 6 sore, saya kembali lagi
kekarantina, dan mengemasi barang-barang saya.
Malam setelah usai SBMPTN, seluruh tentor JILC sekota
Makassar dan sekitarnya berkumpul dikarantina untuk mengadakan acara makan
bersama sambil karaoke bersama. Saya masih sempat juga makan disana, dan
bercerita dengan tentor dan teman-teman saya. Ternyata subuh sebelum ujian,
mereka sudah mendapatkan 1 paket soal TKPA, dan mereka kerjakan, tetapi hanya
5-6 orang dari mereka yang belum tidur. Dan ternyata beberapa teman-teman saya,
merhasil memfoto soal dan mengirimkan ketentor, akhirnya mereka mendapat bantuan.
Tetapi saya ingat kata tentor saya “kau harus yakin, kau akan lulus dengan
kemampuanmu sendiri, dan akan mengalahkan teman-temanmu yang dapat sedikit
bantuan”. Setelah itu saya ditelpon oleh tante saya, ternyata dia sudah
menunggu diluar karantina untuk menjeput saya menuju ke Watampone. Saya keluar
rumah membawa koper dan ransel saya secara diam-diam, karena yang lain masih
pada sibuk. Bye Karantina, Bye Makassar.
"Thanks for semua tentor karantina, teman-teman seperjuangan dikarantina, thanks buat kak Marsem, kak Arnis, kak mice, dan pak Dirman serta kak Adi yang selalu buat kamarku bersih setiap hari. Semoga kita akan bertemu kembali"